Ilmu
Biologi mempelajari segala hal makhluk hidup di bumi ini, tidak terkecuali
jamur (fungi). Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun
tidak sebaik tumbuhan lainnya. Karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu
membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram,
dan jamur kuping. Sekarang saya akan membahas tentang jamur.
1. Jamur (Fungi)
Fungi atau
jamur adalah nama umum, sedangkan nama lainnya adalah kapang, cendawan, atau
supa (suung). Jamur mudah dikenali, apalagi jamur telah membentuk alat
pembiakannya yaitu spora. Bagian fase jamur yang mudah dikenali ini sebenarnya
merupakan satu fase atau tahapan bentuk pergiliran turunannya yaitu
sporofitnya. Sporofit adalah suatu fase yang menghasilkan spora. Sebelum
menghasilkan spora terlebih dahulu jamur membentuk badan penghasil spora,
seperti sporangium, askus, basidium, ataupun konidiofor. Sebenarnya jamur tidak
saja langsung merupakan sporofit, tetapi ada fase sebelumnya yang tidak mudah
dikenali oleh orang awam adalah fase gametofitnya
2. Ciri-ciri Umum
Jamur atau fungi pada
umumnya memiliki ciri sebagai berikut:
a.
Eukariotik (memiliki membran sel inti/ karioteka)
b.
Tidak berklorofil, sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof)
c.
Ada yang uniseluler (terdiri dari 1 sel saja)
d.
Ada yang uniseluler dan multiseluler. Yang multiseluler (bersel banyak)
tubuhnya tersusun atas hifa (benang halus) dan menjalin menjadi miselium
(kumpulan hifa) yang berfungsi menyerap makanan
e.
Hifa ada yang bersekat dan tidak bersekat. Pada yang bersekat, ada
yang berinti satu dan berinti banyak. Pada yang tidak bersekat, apabila berinti
banyak, disebut senositik
f.
Dinding selnya terdiri dari zat kitin
g.
Jamur uniseluler berkembang biak dengan spora aseksual.
h.
Jamur multiseluler berkembang biak dengan zoospora, endospora,
klamidiospora, fragementasi, tunas, dan konidia (aseksual). Secara seksual
dengan konjugasi dan menghasilkan spora generatif.
i.
Hidup pada tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang
cahaya matahari
j.
Pencernaan berlangsung diluar tubuh dengan enzim untuk menyederhanakan
makanan sebelum diserap jamur
k.
Struktur umum jamur terdiri dari hifa yang tumbuh ke atas (sporangiofor)
yang dapat membentuk tubuh buah dan terdapat kotak spora (sporangium) yang
berisi spora perkembangbiakan. Hifa yang mendatar disebut stolon
3. Klasifikasi Jamur
Jamur dapat diklasifikasikan berdasarkan hifa dan alat
reproduksinya. Jamur dibedakan menjadi 4 divisi yaitu Zygomycotina, Ascomycotyna, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina.
Saat ini masih terdapat jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya.
Jamur yang demikian dikelompokkan dalam divisi Deuteromycotina yang berarti jamur tak tentu.Jamur termasuk filum
Mikota yang terdiri dari:
a. Zygomycotina
Jamur Zygomycotina memiliki ciri-ciri:
1)
Hidup
sporofit.
2) Hifa
membentuk anyaman (miselium) yang
tidak bersekat.
3) Reproduksi
aseksual dengan membentuk spora, reproduksi seksual dengan konjugasi antara dua
hifa yang akan menghasilkan spora.
Contoh:
·
Rhizopus
oryzae, digunakan untuk membuat tempe.
·
Phytophtora
infestans, hidup parasit pada daun kentang.
b. Ascomycotina
Jamur Ascomycotina memiliki ciri-ciri:
1) Tubuh ada yang uniscellulair dan ada
yang multicellulair.
2) Spora dibentuk dari askus (sel yang mengembung)
disebut askospora sebagai hasil dari perkembangbiakan seksual. Spora terdapat
di dalam askus yang menyerupai kantong. Di dalam kantong terdapat 8 spora.
3) Askus ada yang berkelompok (askokatip) dan ada yang
sendiri-sendiri.
4) Ascomycotina memiliki alat kembang
biak secara vegetatif dengan kondiospora atau konidia.
Ascomycotina
dapat ditemukan pada makanan yang busuk. Warnany ada yang merah, cokelat, atau
hijau. Beberapa Ascomycotina digunakan dalam industri makanan misalnya kecap,
tahu, oncom, dan roti.
Contoh:
·
Saccharomyces
cerevisae, untuk membuat tape.
·
Aspergilus
oryzae, untuk membuat sake di Jepang.
·
Aspergilus
wentii, untuk membuat kecap.
·
Penicillium
notatum, menghasilkan zat antibiotic (penisilin).
·
Penicillium
camenberti, untuk membuat keju.
·
Neurospora
crassa, untuk membuat oncom.
c. Basidiomycotina
Jamur Basidiomycotina memiliki ciri-ciri:
1) Umumnya berbentuk makroskopis (dapat
dilihat dengan mata).
2) Memiliki miselium yang
bersekat-sekat dari miselium tumbuh tubuh buah (basidiokarp) yang beraneka
ragam bentuknya.
3) Dalam basidiokarp terdapat
jalinan-jalinan benang hifa. Benang hifa yang bermuatan positif bertemu dengan
basidium yang bermuatan negatif terjadi plasmogami dan membentuk miselium
dikariota.
4) Ujung miselium menggelembung
membentuk basidium yang menghasilkan empat spora bertangkai.
5) Berkembangbiak secara seksual dengan
basidiospora dan aseksual dengan konik.
Contoh:
·
Volvariella
volvacea (jamur merang, dapat dimakan)
·
Ausricularia
auricula (jamur kuping, dapat dimakan)
·
Puccinia
graminis (jamur karet)
·
Ustilago
scitaminae (jamur api)
d. Deuteromycotina
Deuteromycotina
memiliki ciri-ciri:
1) Belum diketahui cara reproduksi
generatifnya, sehingga disebut jamur tak sempurna (fungi imperfecti).
2) Hifanya bersekat.
3) Perkembangbiakan aseksual dengan
konidia.
Contohnya jamur oncom (Monilia sitophyla).
4.
Peranan
Jamur bagi Manusia
Jamur dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu jamur yang menguntungkan dan jamur yang
merugikan.
1)
Jamur yang menguntungkan
a.
Untuk industri makanan dan minuman (seperti tape,
kecap, dan keju).
b.
Untuk menghasilkan antibiotik, seperti penisilin.
c.
Sebagai bahan mekanan sayur bergizi tinggi.
d.
Untuk percobaan di laboratorium.
e.
Pengurai
dalam ekosistem.
2)
Jamur yang merugikan
a.
Dapat menyebabkan penyakit (kulit).
b.
Menyebabkan infeksi pada biji-bijian.
c.
Menyebabkan daun menggulung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar