JellyPages.com

Rabu, 14 November 2012

Kingdom Plantae (Tumbuhan)


Plantae (Tumbuhan)  adalah salah satu Kingdom Makhluk Hidup. Hari ini saya akan membahas tentang Klasifikasi dari Plantae.

1.    Ciri-ciri umum:
a.   Organisme multiseluler (terdiri dari banyak sel) dan bersifat eukariotik (mempunyai selaput membran inti)
b.    Memiliki dinding sel dari selulosa dam menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum
c.    Hampir seluruh anggotanya berklorofil sehingga bersifat autotrof ( dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis).

2.    Kingdom Plantae terdiri dari:
a.    Bryophyta (Tumbuhan Lumut)
1)      Ciri-ciri tumbuhan lumut:
·      Tidak memiliki jaringan pengangkut (xylem dan floem)
·      Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati (talus)
·  Mengalami pergiliran keturunan yaitu fase gametofit (menghasilkan sel gamet) dan fase sporofit (menghasilkan spora) disebut metagenesis
·  Memiliki alat serupa akar disebut rhizoid, berfungsi melekatkan tubuh lumut
·      Merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta)
2)      Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat kelamin) yaitu:
·  Alat kelamin jantan (Anteridium) yang menghasilkan spermatozoid
·  Alat kelamin betina (Arkegonium) yang menghasilkan ovum.
Kedua gametangia tersebut bisa terdapat dalam satu individu (monoesius/berumah satu) atau terpisah pada dua individu (dioesius/berumah dua). Sporogonium adalah badan penghasil spora.
3)      Klasifikasi Tumbuhan Lumut
·      Kelas Hepaticeae (lumut hati)
Bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis. Contohnya: Marchantia polymorpha
·      Kelas Musci (lumut daun)
Contohnya: Sphagnum sp yaitu lumut gambut yang dapat disterilkan dan digunakan sebagai pengganti kapas.
4)      Reproduksi tumbuhan lumut


b.    Pterydophyta (Tumbuhan Paku)
Tumbuhan ini termasuk kormophyta berspora, sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Tumbuhan paku menyukai tempat yang lembab (higrofit), tetapi ada pula yang hidup sebagai saprofit atau epifit. Tumbuhan ini mengalami metagenesis (gametofit dan sporofit).
Akar tumbuhan paku berupa akar serabut, ujung akar dilindungi kaliptra. Batang bercabang-cabang dan daunnya banyak. Struktur dalam batang meliputi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Berkas pengangkut tersusun konsentris (xilem dikelilingi floem). Daun ada yang kecil (mikrofil) dan ada yang besar (makrofil). Sporangium terkumpul dalam sorus. Sorus dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Menurut fungsinya, daun untuk fotosintesis disebut tropofil dan daun penghasil spora disebut sporofil.
1)      Berdasarkan spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
·  Paku homospora atau isospora : menghasilkan 1 jenis spora, misalnya paku kawat (Lycopodium elevatum)
·   Paku heterospora : menghasilkan 2 jenis spora yaitu mikrospora (jantan) dan makrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata)
·   Paku peralihan : menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda (Equisetum debile)
2)      Klasifikasi tumbuhan paku
·      Kelas Equisetinae : spora sama besar, sporofit diujung cabang atau batang berkumpul membentuk badan seperti gada atau kerucut, contoh; paku ekor kuda (Equisetum debile).
·      Kelas Lycopodinae        : berupa rerumputan dengan daun kecil tersusun rapat, heterospora, sporofit bentuk jantung, contoh; paku rane (sbg tanaman hias) dan paku kawat (sbg bahan penghasil obat)
·      Kelas Filicinae               : mempunyai makrofil dengan tulang daun dan mempunyai daging daun (mesofil), contoh; Adiantum cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung), Platycerium nidus (paku tanduk rusa) sebagai tanaman hias dan Gleichenia linearis (paku resam) sebagai pelindung tanaman
·      Kelas Hydropteridales   : Marsilea crenata (semanggi), Salvinia natans (kiambang) sebagai sayuran dan Azolla pinnata bersimbiosis dengan Anabaena azollae sebagai pupuk hijau.
3)      Reproduksi tumbuhan paku

c.    Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Spermatophyta berasal dari kata spermae yang berarti biji dan phyton yang berarti tumbuhan. Tumbuhan ini memiliki ciri utama, yaitu  biji sebagai alat berkembang biak yang mengandung embrio sebagai turunan generatifnya (Embriophyta siphonogamae). Tumbuhan berbiji juga merupakan tumbuhan berkormus (kormophyta) karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki berkas pembuluh angkut yaitu xylem dan floem.
1)      Tumbuhan berbiji dikelompokkan menjadi 2 subdivisi, yaitu:
·      Subdivisi Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
disebut juga tumbuhan berbiji telanjang, karena bakal bijinya tidak dibungkus oleh daun buah. Terdapat kambium sehingga dapat tumbuh membesar. Bunga umumnya tidak memiliki mahkota atau bila memiliki mahkota tidak berwarna mencolok dan bentuknya seperti sisik. Tumbuhan Gymnospermae dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a)    Kelas Cycadinae       : berumah dua, strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan pada individu yang berlainan.
Contoh; Cycas rumphii (pakis haji). 
b)   Kelas Coniferae        : strobilus berbentuk kerucut. Strobilus betina memiliki ukuran lebih besar daripada strobilus jantan.
Contoh; Pinus merkusii (pinus), Agathis alba (damar)
c)    Kelas Gnetinae          : berumah dua.
Contohnya; Gnetum gnemon (melinjo).
d)   Kelas Ginkgoinae      : berumah dua.
Contohnya; Ginkgo biloba.
·      Subdivisi Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup dikarenakan bakal biji dilindungi oleh daun buah. Pada tumbuhan ini juga telah memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan secara generatif, serta memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beranekaragam. Angiospermae terdiri dari 2 kelas, yaitu:
a)      Kelas Monocotyledonae (berkeping satu)
Berikut ini adalah famili-famili dari tumbuhan monokotil:
Ø Poaceae atau Graminae
Contoh : padi, alang-alang, dan jagung.
Ø Zingiberaceae
Contoh : jahe, lengkuas, dan kencur.
Ø Musaceae
Contoh : pisang.
Ø Orchidaceae
Contoh : anggrek.
Ø Arecaceae
Contoh : kelapa, palem.
b)      Kelas Dicotyledonae (berkeping dua)
Berikut ini adalah famili-famili tumbuhan dikotil:
Ø Papilionaceae
Contoh : kacang tanah.
Ø Labiatae
Contoh : kentang.
Ø Rubiaceae
Contoh : kopi.
Ø Rutaceae
Contoh : jeruk.
Ø Mimosaceae
Contoh : putri malu.
·      Perbedaan Angiospermae dengan Gymnospermae
Struktur
Gymnospermae
Angiospermae
Alat reproduksi
Strobilus
Bunga dengan putik & benang sari
Jaringan pembuluh
Xylem berupa trakeid, floem tidak disertai sel pengiring
Xylem berupa trakeid & trakea, floem disertai sel pengiring
Bakal biji
Tidak dilindungi daun buah
Dilindungi daun buah
Pembuahan
Tunggal
Ganda

·      Perbedaan Monokotil dan Dikotil
Struktur
Monokotil
Dikotil
Kotiledon
Satu
Dua
Ujung akar & batang lembaga
Dilindungi oleh akar lembaga (koleoriza) & batang lembaga (koleoptil)
Tidak memiliki pelindung
Sistem akar
Serabut, tidak berkambium
Tunggang, berkambium
Tudung akar (kaliptra)
Mempunyai kaliptra
Tidak memiliki kaliptra
Batang
Tidak berkambium
Berkambium
Susunan tulang daun
Sejajar
Menyirip/menjari
Jumlah mahkota & kelopak bunga
Kelipatan 3
Kelipatan 2,4,5




Jamur (Fungi)


Ilmu Biologi mempelajari segala hal makhluk hidup di bumi ini, tidak terkecuali jamur (fungi). Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Sekarang saya akan membahas tentang jamur.

1.    Jamur (Fungi)
Fungi atau jamur adalah nama umum, sedangkan nama lainnya adalah kapang, cendawan, atau supa (suung). Jamur mudah dikenali, apalagi jamur telah membentuk alat pembiakannya yaitu spora. Bagian fase jamur yang mudah dikenali ini sebenarnya merupakan satu fase atau tahapan bentuk pergiliran turunannya yaitu sporofitnya. Sporofit adalah suatu fase yang menghasilkan spora. Sebelum menghasilkan spora terlebih dahulu jamur membentuk badan penghasil spora, seperti sporangium, askus, basidium, ataupun konidiofor. Sebenarnya jamur tidak saja langsung merupakan sporofit, tetapi ada fase sebelumnya yang tidak mudah dikenali oleh orang awam adalah fase gametofitnya

2.    Ciri-ciri Umum
Jamur atau fungi pada umumnya memiliki ciri sebagai berikut:
a.    Eukariotik (memiliki membran sel inti/ karioteka)
b.    Tidak berklorofil, sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
c.    Ada yang uniseluler (terdiri dari 1 sel saja)
d.   Ada yang uniseluler dan multiseluler. Yang multiseluler (bersel banyak) tubuhnya tersusun atas hifa (benang halus) dan menjalin menjadi miselium (kumpulan hifa) yang berfungsi menyerap makanan
e.     Hifa ada yang bersekat dan tidak bersekat. Pada yang bersekat, ada yang berinti satu dan berinti banyak. Pada yang tidak bersekat, apabila berinti banyak, disebut senositik
f.     Dinding selnya terdiri dari zat kitin
g.     Jamur uniseluler berkembang biak dengan spora aseksual.
h.    Jamur multiseluler berkembang biak dengan zoospora, endospora, klamidiospora, fragementasi, tunas, dan konidia (aseksual). Secara seksual dengan konjugasi dan menghasilkan spora generatif.
i.      Hidup pada tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari
j.      Pencernaan berlangsung diluar tubuh dengan enzim untuk menyederhanakan makanan sebelum diserap jamur
k.    Struktur umum jamur terdiri dari hifa yang tumbuh ke atas (sporangiofor) yang dapat membentuk tubuh buah dan terdapat kotak spora (sporangium) yang berisi spora perkembangbiakan. Hifa yang mendatar disebut stolon

3.    Klasifikasi Jamur
Jamur dapat diklasifikasikan berdasarkan hifa dan alat reproduksinya. Jamur dibedakan menjadi 4 divisi yaitu Zygomycotina, Ascomycotyna, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Saat ini masih terdapat jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Jamur yang demikian dikelompokkan dalam divisi Deuteromycotina yang berarti jamur tak tentu.Jamur termasuk filum Mikota yang terdiri dari:
a.       Zygomycotina
Jamur Zygomycotina memiliki ciri-ciri:
1)        Hidup sporofit.
2)    Hifa membentuk anyaman (miselium) yang tidak bersekat.
3)  Reproduksi aseksual dengan membentuk spora, reproduksi seksual dengan konjugasi antara dua hifa yang akan menghasilkan spora.
Contoh:
·      Rhizopus oryzae, digunakan untuk membuat tempe.
·      Phytophtora infestans, hidup parasit pada daun kentang.
b.        Ascomycotina
Jamur Ascomycotina memiliki ciri-ciri:
1)    Tubuh ada yang uniscellulair dan ada yang multicellulair.
2) Spora dibentuk dari askus (sel yang mengembung) disebut askospora sebagai hasil dari perkembangbiakan seksual. Spora terdapat di dalam askus yang menyerupai kantong. Di dalam kantong terdapat 8 spora.
3)      Askus ada yang berkelompok (askokatip) dan ada yang sendiri-sendiri.
4)      Ascomycotina memiliki alat kembang biak secara vegetatif dengan kondiospora atau konidia.
Ascomycotina dapat ditemukan pada makanan yang busuk. Warnany ada yang merah, cokelat, atau hijau. Beberapa Ascomycotina digunakan dalam industri makanan misalnya kecap, tahu, oncom, dan roti.
Contoh:
·      Saccharomyces cerevisae, untuk membuat tape.
·      Aspergilus oryzae, untuk membuat sake di Jepang.
·      Aspergilus wentii, untuk membuat kecap.
·      Penicillium notatum, menghasilkan zat antibiotic (penisilin).
·      Penicillium camenberti, untuk membuat keju.
·      Neurospora crassa, untuk membuat oncom.
c.       Basidiomycotina
Jamur Basidiomycotina memiliki ciri-ciri:
1)  Umumnya berbentuk makroskopis (dapat dilihat dengan mata).
2)  Memiliki miselium yang bersekat-sekat dari miselium tumbuh tubuh buah (basidiokarp) yang beraneka ragam bentuknya.
3) Dalam basidiokarp terdapat jalinan-jalinan benang hifa. Benang hifa yang bermuatan positif bertemu dengan basidium yang bermuatan negatif terjadi plasmogami dan membentuk miselium dikariota.
4)      Ujung miselium menggelembung membentuk basidium yang menghasilkan empat spora bertangkai.
5)      Berkembangbiak secara seksual dengan basidiospora dan aseksual dengan konik.
Contoh:
·      Volvariella volvacea (jamur merang, dapat dimakan)
·      Ausricularia auricula (jamur kuping, dapat dimakan)
·      Puccinia graminis (jamur karet)
·      Ustilago scitaminae (jamur api)
d.      Deuteromycotina
Deuteromycotina memiliki ciri-ciri:
1) Belum diketahui cara reproduksi generatifnya, sehingga disebut jamur tak sempurna (fungi imperfecti).
2)      Hifanya bersekat.
3) Perkembangbiakan aseksual dengan konidia.
Contohnya jamur oncom (Monilia sitophyla).

4.      Peranan Jamur bagi Manusia
Jamur dapat dibagi menjadi dua macam yaitu jamur yang menguntungkan dan jamur yang merugikan.
1)      Jamur yang menguntungkan
a.    Untuk industri makanan dan minuman (seperti tape, kecap, dan keju).
b.    Untuk menghasilkan antibiotik, seperti penisilin.
c.    Sebagai bahan mekanan sayur bergizi tinggi.
d.   Untuk percobaan di laboratorium.
e.     Pengurai dalam ekosistem.
2)      Jamur yang merugikan
a.    Dapat menyebabkan penyakit (kulit).
b.    Menyebabkan infeksi pada biji-bijian.
c.    Menyebabkan daun menggulung.